Solusi Sehat untuk membangun Bisnis

Entri Populer

Jumat, 15 Juli 2011

lanjutan 1 (Cintaku, Penyakitku)

Jam 12 malam. Achh.. aku masih blm bisa tidur, beberapa canel TV 14 inc miliku berkali-kali kuganti, tak ada acara yang menarik, paling tidak menurutku, padahal film BOX Office biasanya sangat aku sukai, tapi tidak untuk malam ini.

Malam ini semuanya berubah, kamar rumah kontrakanku yang hanya satu petak terasa pengap, ya memang sebenarnya sudah pengap sedari dulu, tapi biasanya persaanku menyulapnya menjadi salah satu kamar surga firdaus, sesekali mataku mengarah pada anak dan istriku yang sudah dari jam sepuluh tadi mungkin bermimpi indah, tapi aku tidak yakin dengan mimpinya, mungkin saja untuk malam ini istriku bermimpi buruk, mungkin.

Aku tinggalkan anak dan istriku yang sedang tertidur, aku keluar, aku duduk diteras kontrakanku, disitu ada sofa kumal pemberian Pak Sadikun yang baik hati, beliau pemilik rumah kontrakan. achhh… kuhepaskan badanku disofa kumal itu, angin menari menyabut kehadiranku, mengibaskan sampur asmara, seketika rasa pengapku perlahan menghilang, pikiranku terbang menjemput mahadewi dari kayangan, Ibu Lusiana, yah dia bak maha dewi bagiku, paling tidak untuk malam ini, dan untuk diriku sendiri.

Achhh… malam yang ganjil, seganjil perasaanku, tiba-tiba pikiranku beralih pada kejadian siang tadi saat Ibu Lusiana berkata
Rudiiii nanti malam kamu kerumah ibu ya? Anaku sakit leher, mungkin terkilir saat main footsal, kamu bisakan?
Tanpa pikir panjang aku menyanggupinya.

Sepulang dari tempat kerja aku langsung menuju kerumahnya, wah rumah yang mewah, rupanya Ibu Lusiana dan kedua Anaknya sudah menungguku, hatiku tersanjung, kedua anaknya ramah menyambut, aku masuk dan dipersilahkan duduk, hatiku girang tapi kaku, segelas air teh manis dan sepiring pisang goreng rupanya sudah dipersiapkan untuku, aku makin tersanjung, wanita kaya sekaliber Ibu Lusiana mau menyiapkannya sendiri, untuku, “Pisang goreng ini sengaja ibu buatkan untukmu Lho… coba km makan pasti enak buatanku… soalnya suamiku juga menyukai pisang goreng buatanku” Wuiiihhh dia mengatakanya dengan penuh percaya diri, begitu yakin tak akan ada cela pada pisang goreng buatanya, wajar, yah wajar kalo Ibu Lusiana sangat pede, logikanya jika suaminya aja yang pejabat BUMN suka dengan pisang goreng buatanya, apa lagi aku, Therapys reflexology bahasa kerenya, bahasa umumnya tukang pijat, huch nyesek.


Sebelumnya

Selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar